Minggu, 29 Juli 2012

Pilihan yang terbaik adalah jujur


 
Di sebuah desa kecil tinggalah keluarga sederhana yang hidupnya serba kekurangan. Namun mereka selalu merasa hidupnya lebih dari cukup. Bukan karena mereka adalah keluarga yang sombong, melainkan karena mereka selalu mensyukuri apa yang telah Allah berikan.
            “mah Mira berangkat sekolah dulu ya?” Pamit Mira
            “Iya hati-hati sayang, mana Kak Wawannya?” Tanya Ibu
            “Kak Wawan tadi berangkat duluan mah, katanya sih mau pergi ke pasar dulu gak tau mau ngapain emang gak bilang?”
            “Iya tadi emang Wawan bilang mau beli bahan-bahan buat praktek kirain nungguin kamu dulu. Yaudah hati-hati ya nak?”
            “Baik  mah, Assalamualaikum”
            Sesampainya disekolah yang pertama Mira lakukan adalah membersihkan kelasnya. Kemudian membuka buku dan membaca apa yang ia inginkan. Meskipun demikian Ia tak pernah bisa mendapatkan nilai yang bagus ketika ulangan
            “Kaka, tadi Mira dapet nilai 5 waktu ulangan”
            “Kenapa bisa sist? Makanya belajar yang rajin!” Tawa sang kaka pada adik kesayangannya itu. Tak heran karena memang Kak Wawan adalah salah satu siswa terbaik disekolah.
            “Yah kaka, malah ngetawain. Sombong nih. Tadi pagi saya belajar kok kak. Perasaan juga tadi udah ngerjain bener. Dan saya kesel kak, yang lain malah nilainya bagus. Meskipun hasil nyontek.”
            “Huss gak boleh gitu, tak baik menuduh orang sembarangan mungkin aja mereka memang benar-benar bisa. Kamunya aja yang kurang belajar” Wawan menasehati adik kecilnya itu.
            “Ih kaka, kok malah belain mereka. Pokoknya aku sebel. Aku gak mau belajar” Gerutu Mira sepanjang perjalanan pulang.
            “Jangan gitu donk de, perjalanan masih panjang. Masa baru kaya gini udah nyerah. Kita harus selalu berpositif thinking. Pasti ada rencana lain dibalik semua ini. Mungkin ini adalah sebuah teguran karena ada yang salah pada mu de, dan yang harus kamu lakukan adalah introfeksi bukan menyalahkan orang lain.” Ucap Wawan sambil mengayuh sepedanya.
            “Ya mungkin kaka benar, ini pasti cobaan allah apakah aku akan tetap menjadi orang yang jujur atau malah menjadi pendusta besar”
            “Nah gitu donk, itu baru adik kaka”
            ---
            Tak terasa mereka telah sampai didepan rumah, disambut segelas air putih yang telah disiapkan oleh Ibu.
            Ibu, satu-satunya orang tua yang mereka miliki, karena sejak 3 tahun yang lalu Ayah Mira telah meninggal dunia akibat kecelakaan sepeda motor ketika akan pergi mengajar. Ya Ayah mira adalah seorang Guru. Dan sejak ditinggal oleh suaminya, Ibu Mira bekerja sebagai penjahit dan mengajar ngaji. Tak heran jika anak-anak nya tumbuh menjadi seorang yang religius.

            “Assalamu’alaikum” Ucap seorang anak laki-laki didepan rumah Mira
            “Waalaikumsalam” Jawab Ibu Mira, “Cari siapa de?” Lanjut Ibu
            “Mira nya ada Bu?” Tanya anak laki-laki
            Belum sempat Ibu menjawab, Kak wawan datang sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
            “Assalamualaikum Ris, ada apa? Ada yang bisa kaka Bantu?” Tanya Kak Wawan sopan.
            “Kak Wawan? Kok kaka ada disini? Saya mau ketemu Mira Kak.” Jawab Haris terkejut.
            “Oh, tunggu aja bentar lagi juga Mira keluar” Suruh Kak wawan.
            “Bentar ya Nak, Ibu ambilkan minum dulu?” Kata Ibu sambil masuk ke dapur
            “Engga usah repot-repot bu!” Jawab Haris
            Tak lama kemudian Mira datang, sambil menampakkan muka juteknya.
            “Ada apa kesini? Tanya Mira ketus
            Saya mau Tanya Mir, kemarin kan saya ngumpulin tugas Matematik. Tapi kenapa tadi Pak Rudi bilang tugas saya gak ada. Kata anak-anak kan kamu yang ngumpulin tugasnya.
            “Lah mana saya tahu, tugas saya kan hanya mengumpulkan tugas, mana saya tahu tugas kamu?”
            “Beneran kamu tidak tau Mir? Tanya Haris penasaran.
            “ya” Jawabnya singkat.
            “Yasudah kalo begitu, makasih ya mungkin saya akan Tanya ke anak-anak yang lain.”
            “Ya siahkan!”
           
Setelah Haris pulang kak Wawan bertanya kepada Mira, “Kamu beneran tidak tau de tentang tugasnya Haris?”
“Oh jadi kaka nguping ya?” Ucap Mira.
“Gak sengaja de, bener gak tau?”
“Biarin aja Kak, biar jadi pelajaran buat dia agar tidak egois menjadi orang!”
“Egiois gimana? Haris kan anak yang pintar kaka piker dia adalah murid terbaik dikelasmu de”
“Ya memang benar Kak, Dia memang pintar segalanya. Karena itu biarkan dia juga mempelajari sendiri tentang arti dari sebuah nilai”.

seperti biasa, menjelang hari yang sangat menentukan diperlukan suatu refresh otak. tapi masalahnya tugas belom selesai. :(
nulis adalah suatu kebiasaan yang akan terus dijalankan karena saya adalah tipekal orang yang malas berbicra. Besok saya harus menemui kenyataan pahit untuk berpresentasi didepan khalayak. hemmm, apa jadinya kalo semua mahasiswa kaya saya in? hanya bisa bungkam dan menerima keadaan. trus, masa depan saya juga insya allah jadi guru, kalo saya tak bisa menjelaskan kasihan banget anak-anak. Kemaren juga pas penutupan semester genap ada tuh test buat jadi asistan lab. Tapi saya belom sanggup untuk menjelaskan, untuk materi sendiri saja saya masih mengandalkan keberuntungan dari sang Khalik untuk memahaminya. Semoga saja pilihan saya untuk tidak jadi aslab adalah pilihan yang terbaik. aamiin :) Keep spirit to the next semester. :D

FRIENDSHIP

Disaat waktu berputar
ku berharap ada yang lain di hatimu
tuk gantikan sepi dalam pikirmu
dan merubah semua mimpimu

    Hanya angan yang mampu ku ucap
    hanya cerita yan bisa ku ungkap
    bayangmu, menghalangi langkah kaki ini
    dan membuat dunia ku kehilangan arah rotasinya
    tanpa keraguan ku beranikan tuk merubah semua

Dan kini kau takkan pernah terganti,,
tuk slalu ada dalam angan dan khayalku
Menjadi sahabat terbaik yang pernah kumiliki
meski ku tahu kau tak pernah anggap ku berarti untukmu

    Aku kini hanya bisa mencari dan berharap
    Meminta petunjuk tuk tahu kapan kau kan datang padaku
    Tuk bercerita tentang semua yg tlah terjadi padamu
    Sebagai satu kisah
    Jka kau memanglah sahabt terbaikku

akku menunggumu kawand kecilku
aku takkan pernah bisa tuk membencimu
terlalu berharga dirimu untukku
meski kau tlah sakiti ku
tlah mengingkari janji-janjimu
aku kan selalu menyimpan baik-baik semua tentangmu,